Aku teteskan buih kejernihan dari kedua mataku.
Mengalir lembut ketepian raut senduku.
Apa ini?
Ini bukan airmata,
Tapi ini derita.
Meneteskan lara, dan membekaskan goresan luka didasar hatiku yang paling dalam.
Bukan cinta saat ia mencoba tersenyum teduh menatap jauh kedalam mataku,
Tapi lebih nampak seperti kekaguman akan besarnya cintaku.
Bukan cinta saat ia menangis,
Berlutut mengharapku ada disisinya,
Tapi lebih nampak seperti penyesalan karna telah membuatku terluka.
Tak pernah aku hidup dihatinya sebagai nyawa yang dicintai.
Baginya aku hanyalah sehembus angin yang datang dan kan pergi begitu saja.
Mungkin airmata ini tidak akan pernah mengering.
Membekaskan sayatan yang semakin hari kan menyiksa.
Tapi aku selalu berharap,
Airmata ini kan selalu menjadi doa yang mengiringi setiap langkahnya,
Dimanapun dia berada....
Sampai ia sadar bahwa airmata yang ia injak-injak selama ini, begitu berharga....
Ketika kamu menerima kesalahan dia…
Kekurangan Dia…
Karena kamu tau itu bagian dari kepribadiannya!!
Ketika kamu rela memberikan hatimu…
dan bahkan Kematianmu…
Ketika kamu dan Hatimu tercabik bila ia sedih…
dan berbunga bila ia bahagia…
Ketika kamu menangis untuk kepedihannya,
Meskipun dia cukup tegar menghadapinya…
Ketika kamu tidak mempunyai rasa malu untuk
Menangis di depannya…
Ketika kamu tertarik pada orang lain tetapi kamu
Masih setia bersamanya…
Ketika kamu selalu ingin melihat senyumnya,
Bukan tangisnya…
Ketika kamu mau menjadi dirimu sendiri dan mau
Menunjukkan sisi burukmu di hadapannya…
Cinta adalah Pengorbanan…
Mencintai adalah membela diri…
Cinta adalah Kematian atas Egoisme dan
Egosentrisme…
Kadang itu menyakitkan, Tetapi itulah harga yang
Harus di bayar untuk sebuah kata CINTA….
Maka bersabarlah suatu hari kau akan menemukan
Cinta yang Hakiki....
Mengalir lembut ketepian raut senduku.
Apa ini?
Ini bukan airmata,
Tapi ini derita.
Meneteskan lara, dan membekaskan goresan luka didasar hatiku yang paling dalam.
Bukan cinta saat ia mencoba tersenyum teduh menatap jauh kedalam mataku,
Tapi lebih nampak seperti kekaguman akan besarnya cintaku.
Bukan cinta saat ia menangis,
Berlutut mengharapku ada disisinya,
Tapi lebih nampak seperti penyesalan karna telah membuatku terluka.
Tak pernah aku hidup dihatinya sebagai nyawa yang dicintai.
Baginya aku hanyalah sehembus angin yang datang dan kan pergi begitu saja.
Mungkin airmata ini tidak akan pernah mengering.
Membekaskan sayatan yang semakin hari kan menyiksa.
Tapi aku selalu berharap,
Airmata ini kan selalu menjadi doa yang mengiringi setiap langkahnya,
Dimanapun dia berada....
Sampai ia sadar bahwa airmata yang ia injak-injak selama ini, begitu berharga....
Ketika kamu menerima kesalahan dia…
Kekurangan Dia…
Karena kamu tau itu bagian dari kepribadiannya!!
Ketika kamu rela memberikan hatimu…
dan bahkan Kematianmu…
Ketika kamu dan Hatimu tercabik bila ia sedih…
dan berbunga bila ia bahagia…
Ketika kamu menangis untuk kepedihannya,
Meskipun dia cukup tegar menghadapinya…
Ketika kamu tidak mempunyai rasa malu untuk
Menangis di depannya…
Ketika kamu tertarik pada orang lain tetapi kamu
Masih setia bersamanya…
Ketika kamu selalu ingin melihat senyumnya,
Bukan tangisnya…
Ketika kamu mau menjadi dirimu sendiri dan mau
Menunjukkan sisi burukmu di hadapannya…
Cinta adalah Pengorbanan…
Mencintai adalah membela diri…
Cinta adalah Kematian atas Egoisme dan
Egosentrisme…
Kadang itu menyakitkan, Tetapi itulah harga yang
Harus di bayar untuk sebuah kata CINTA….
Maka bersabarlah suatu hari kau akan menemukan
Cinta yang Hakiki....